Alat musik sasando berasal dari kabupaten Rotedau di Nusa Tenggara Timur. Musik sasando sekarang sudah dimodiikasi sehingga dapat digunakan untuk mengiringi orang bernyanyi.
Asal Usul Alat Musik Sasando
Ada yang menyebutkan bahwa sasando bermula dari kisah dua orang sahabat orang sahabat yaitu Lunggi Lain dan Balok Ama Sina. Kedua sahabat ini sehari-harinya bekerja sebagai gembala domba dan penyadap tuak. Ide membuat sasando ini muncul ketika mereka sedang membuat haik, sebutan untuk wadah penampung air tuak yang terbuat dari daun lontar.
Di antara jari-jari dari daun lontar terdapat semacam benang yang disebut fifik dalam bahasa Rote. Tanpa sengaja fifik atau benang itu dikencangkan kemudian dipetik menimbulkan bunyi yang berbeda. Namun awalnya, benang atau fifik ini mudah putus.
Pengalaman tersebut mendorong Lunggi Lain dan Balok Ama Sina untuk mengembangkannya. Mereka kemudian membuat alat musik yang dapat menirukan nada-nada yang ada pada gong. Akhirnya mereka berhasil menciptakan bunyi-bunyian atau nada-nada yang ada pada gong yaitu dengan mencungkil tulang-tulang dari lembaran daun lontar yang kemudian diganjal dengan batang kayu.
Karena nada-nada yang dihasilkan selalu berubah-ubah dan suaranya sangat kecil, kemudian lembaran daun lontar diganti dengan bambu yaitu dengan cara mencungkil kulit bambu sebanyak nada yang ada pada gong. Ide ini berlanjut terus kemudian dawai-dawainya diganti dari dari serat pelepah daun lontar dan ruang resonansinya dari haik. Hingga akhirnya, terciptalah sasando
Keunikan Alat Musik Sasando
Alat musik sasando memiliki beberapa keunikan yang mungkin jarang orang ketahui. Simak ulasan berikut untuk mengetahui keunikan alat musi Sasando!
1. Bentuk yang Unik
Sasando memiliki bentuk seperti harpa mini dengan tabung bambu sebagai dasar dan dawai yang direntangkan dari atas ke bawah tabung. Di sekitar bambu, terdapat daun lontar yang berfungsi sebagai resonator untuk memperkuat suara.
2. Suara yang Khas
Sasando memiliki suara yang sangat khas dan melankolis, bisa dibilang Sasando memiliki suara yang mirip dengan harpa. Oleh karena getaran dan resonansi yang unik, sasando sering digunakan dalam musik meditasi dan relaksasi.
3. Terbuat dari Bahan Tradisional
Alat musik Sasando terbuat dari bahan-bahan alami seperti bambu dan daun lontar, yang merupakan bagian penting dari identitas budaya masyarakat Pulau Rote. Kombinasi ini menghasilkan suara yang unik serta mencerminkan kearifan lokal.
4. Kekuatan dalam Kolaborasi Musik
Meskipun tradisional, sasando telah mengalami inovasi yang memungkinkannya berkolaborasi dengan genre musik modern. Ini membantu memperluas apresiasi terhadap alat musik tradisional Indonesia di tingkat nasional maupun internasional.
Teknik Memainkan Sasando
Lalu, bagaimana cara memainkan alat musik sasando?
Perlu diketahui bahwa alat musik sasando mempunyai wilayah nada dari nada G besar sampai dengan nada e3. Selain itu, dapat digunakan dalam dua nada dasar mayor yaitu nada dasar C dan nada dasar G.
Sasando termasuk alat musik kordofon, yaitu alat musik dengan sumber bunyi senar. Cara memainkan musik sasando dipetik, tangan kiri memainkan akor tangan kanan memainkan melodi. Urutan nada untuk tangan kiri dalam nada dasar C = do adalah do, so, so, fa, i, la, ti, do, re, mi, fa, i.
Untuk melodinya dimainkan oleh tangan kanan, nadanya so, la, ti, do, re, mi, fa, so, la, mi, re, do, ti, la, so, fa, mi.